Judul : Kesenian Indonesia Purba . Zaman-zaman Djawa Tengah dan Djawa Timur
Penulis : Jan Fontein, R. Soekmono, Satyawati Suleiman
Penerbit : Franklin Book Programs Inc., 1971,New York
Terbitan berbahasa Indonesia atas bantuan PT. Caltex Pacific
Indonesia tahun 1972
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : 163
Ringkasan isi :
Bersamaan berkembangnya agama Hindu dan Budha yang pesat, dibangun pula tempat-tempat peribadatan dari yang kecil dan tersendiri, hingga yang berupa kompleks. Seiring perjalanan waktu bangunan-bangunan tersebut ada yang hancur dan musnah, tetapi ada pula yang masih bertahan hingga saat ini.Dari bangunan-bangunan yang masih tersisa dapat dilihat bahwa candi-candi di daerah Djawa Tengah memberi kesan bahwa bangunannya kuat dan kokoh, sedikit pendek dan gemuk. Bangunan di daerah Jawa Timur umumnya lebih ramping dan tinggi. Selain dibangun secara terpisah, bangunan peribadatan Hindu dan Budha tersebut ada yang dibangun secara berdekatan misalnya kompleks candi Prambanan /candi Lara Jonggrang (candi Hindu) dengan candi Sewu (candi Budha). Untuk kesempurnaan, bangunan candi selalu ada patung, maka seni bangunan dan seni pahat berkembang serempak. Candi adalah tempat suci di mana Tuhan (baca dewa) dianggap bersemayam dan di sana pengikutnya menunjukkan baktinya. Maka benda terpenting untuk pemujaan adalah patung yang menggambarkan dewa yang dipuja tersebut.
Pada seni pahat berdimensi tiga maka bagian yang tak terpisahkan dari sebuah candi adalah seni pahat relief. Pada umumnya relief ini merupakan sebuah cerita atau gambaran keadaan masyarakat pada masa tersebut. Misalnya cerita Ramayana di candi Prambanan, sedangkan pada candi Borobudur terdapat relief perahu bercadik yang merupakan salah satu perahu khas Nusantara. Bangunan candi kebanyakan terbuat dari batu, sedangkan patung terbuat dari batu, logam (emas, perunggu, perak). Di samping itu masih ada peninggalan kuno lainnya seperti perhiasan, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar